Kamis, 08 Mei 2008 di 08.56 |  

Terus Hidup dengan Senyuman

By: Juliyatin Putri Utami

Senyum itu…

Pernahkah Anda tersenyum? Jika belum tersenyumlah! jika sudah, lakukan lagi! Mencermati kata senyum yang terlintas di awal tadi, menggugah sejenak hati kita tentang makna di dalamnya. Membuat kita berpikir, apa yang akan didapatkan setelah kita tersenyum? Apakah hanya senyum pasrah tak ada arti? atau senyum yang memang sebuah siratan suasana hati?

Sejauh ini, senyum yang kita tahu hanya sebuah simpulan dari gerakan bibir. Tak dapat mengartikan apapun jika gerakan itu sekadarnya saja. Namun, terkadang pikiran lain dapat muncul di benak kita dan terkadang pula melekat di dasar hati, apabila senyum itu tulus dengan sejuta pancaran pesonanya. Sangat mengagumkan, menjanjikan ketenangan hati bagi dirinya sendiri dan bagi siapapun yang melihatnya.

Senyum yang berkesan itu datangnya dari hati. Itulah keistimewaannya. Hati adalah pusat dari segala aura dan kondisi tubuh. Hati yang baik memotori semua yang ada dalam diri manusia menjadi baik. Begitu pula sebaliknya. Hati yang kotor memaksa segala organ tubuh manusia condong ke arah yang buruk. Gambaran isi hati dan segala tetek bengek di dalamnya dapat tergambar dengan jelas melalui mimik wajah kita. Rasulullah saw bersabda, “ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama kalbu!“ (HR Bukhari dan Muslim).

Core function dari senyuman adalah sebagai langkah pertama dalam menjaga kebersihan hati. Terkait hal ini, kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan dapat kapan saja menghampiri kita. Hal-hal inilah yang membuat kestabilan hati tiba-tiba terganggu tanpa mengenal waktu sehingga hati kita terkotori. Wajah yang mampu tersenyum tulus dapat menjadi pintu gerbang kebersihan hati. Firman Allah SWT menerangkan bahwa ”Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS Asy-Syams [91]:9-10)

Terbukti sudah melalui Rasulullah SAW yang mengaplikasikan senyuman dalam setiap tindak-tanduk beliau. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam merupakan manusia yang paling istimewa akhlaknya. Begitu juga dalam hal senyuman. Kehidupan Rasulullah senantiasa dihiasi dengan senyuman. Para sahabat adalah saksi kehidupan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam yang penuh dengan senyuman.Abdullah bin Al-Harist Radliyallahu’anhu menuturkan, yang artinya,”Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam “. (Riwayat At-Tirmidzi)

Al-Husein Radliyallahu’anhu, cucu beliau, menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata,” Aku bertanya kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa tersenyum, budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas…..” (Riwayat At-Tirmidzi)

Itulah segelintir bukti dari betapa mulianya sebuah senyuman. Namun, sekilas pandangan hal tersebut tampaknya hanya dispesifikasikan pada rohaniyah saja. Tak sedikitpun menggambarkan manfaat pada tubuh kita secara konkret. Padahal, apabila dikaji lebih mengakar lagi akan ditemukan banyak keistimewaan lain yang akan membuat kita tersenyum ketika mengetahuinya.




Diposting oleh princess juliet

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger template by blog forum